MOTIVASI
Pengertian motivasi adalah proses yang memberi
semangat,arah,dan kegigihan perilaku.Artinya,perilaku yang termotovasi adalah
perilaku yang penuh energi,terarah dan bertahan lama. Contohnya seorang anak
akan semangat sekolah karena dia memiliki keinginan untuk mendapatkan juara
kelas.
PERSFEKTIF
TENTANG MOTIVASI
1. Perspektif Behavioral
1. Perspektif Behavioral
Menekankan
imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid. Namun
dengan cara ini tidak baik untuk anak dikarenakan mereka hanya mengejar
peringakat saja untuk mendapatkan imbalan saja dan melakukan cara apa pun untuk
mencapai niai yang baik, selain itu mereka juga hanya igin supaya mendapat
pengakuan dari orangtua mereka dan terleepas dri hukuman.
Insentif
adalah peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku
murid,insentif yang dipakai guru di kelas antara lain nilai yang,yang
memberikan indikasi tentang kualitas pekerjaan murid,dan tanda bintang atau
pujian jika mereka menyelesaikan suatu tugas dengan baik.
2. Perspektif Humanistis
Menekankan
pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian,kebebasan untuk memilih
nasib mereka. Perspektif ini berkaitan erat
dengan hierarki kebutuhan Maslow.Menurut Maslow kebutuhan individual
harus dipuaskan dalam urutan kebutuhan tertinggi hingga terendah,yaitu:
-
Fisiologis : Rasa lapar, haus, tidur.
-
Keamanan : bertahan hidup, seperti
perlindungan dari perang dan kejahatan.
-
Cinta dan rasa memiliki : keamanan,kasih
sayang,dan perhatian dari orang lain.
-
Harga diri : menghargai diri sendiri
-
Aktualisasi diri : realisasi potensi
diri.
3. Perspektif Kognitif
Menekankan
arti penting dari penentuan tujuan,perencanaan,perencanaan dan monitoring
kemajuan menuju suatu tujuan.
Perspektif
behavioris memandang motivasi murid sebagai konsekuensi dari insentif
eksternal,sedangkan perspektif kognitif
berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak berlebih-lebihan.
Perspektif kognitif sesuai dengan
gagasan R.W.white tentang konsep motivasi kompetensi,yaitu ide bahwa orang
termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif,menguasai dunia
mereka,dan memproses informasi secara efisien.
4. Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau
keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman yang
membutuhkan pembentukan,pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang
hangat dan akrab.kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk
menghabiskan waktu bersama teman,kawan dekat,keterikatan mereka dengan orang
tua,dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
·
Motivasi untuk meraih sesuatu
ΓΌ Motivasi
Ekstrinsik dan Intrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk
mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan).Misalnya,murid
mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik.
Sedangkan,
Motivasi Intrinsik adalah motivasi internal untuk
melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri.Misalnya,murid mungkin menghadapi
ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.
Determinasi diri dan pilihan
personal,dalam
pandangan ini murid percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan
sendiri,bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal.Misalnya,dalam sebuah
studi,murid sains di SMA yang diajak untuk mengorganisir sendiri eksperimen
mereka akan lebih perhatian dan berninat terhadap praktik laboratorium
ketimbang murid yang diharuskan mengikuti instruksi dan aturan guru yang ketat.
Pengalaman optimal itu kebanyakan terjadi ketika orang
merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas.
Imbalan Ekstrinsik dan Motivasi
Intrinsik
Imbalan
eksternal dapat berguna untuk mengubah perilaku.Akan tetapi,dalam beberapa situasi
imbalan atau hadiah dapat melemahkan pembelajaran.Dua kegunaannya adalah
sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas,dimana tujuannya adalah mengontrol
perilaku murid,dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian.
Pergeseran developmental dalam
motivasi ekstrinsik dan intrinsik
Dalam
sebuah studi riset,penurun motivasi intrinsik terbesar dan peningkatan motivasi
ekstrinsik terbesar terjadi diantara grade enam dan tujuh.Dalam studi lain,saat
murid naik dari grade enam sampai delapan,makin banyak murid yang mengatakan
bahwa sekolah itu membosankan dan tidak relevan.Akan tetapi,dalam studi
ini,murid yang termotivasi secara intrinsik berprestasi jauh lebih baik
ketimbangan mereka yang termotivasi secara ekstrinsik.
Proses kognitif lainnya
Empat
proses lainnya yang terlibat dalam memotivasi murid untuk belajar,yaitu:
1) Atribusi
Menyatakan bahwa dalam usaha mereka
memahami perilaku atau kinerjanya sendiri,orang-orang termotivasi untuk
menemukan sebab-sebab yang mendasarinya.Atribusi adalah sebab-sebab yang
dianggap menimbulkan hasil.Dalam satu cara,teoretisi atribusi mengatakan,”Murid
adalah seperti ilmuwan intuitif,berusaha menjelaskan sebab-sebab di balik apa
yang terjadi”.
Bernard
weiner mengidentifikasi tiga atribut kausal,yaitu:
-
Lokus :Perse[si murid tentang
kesuksesan atau kegagalan sebagai akibat dari faktor internal atau eksternal
yang memengaruhi harga diri murid.
-
Stabilitas :persepsi murid terhadap
stabilitas dari suatu sebab yang memengaruhi ekspektasi kesuksesannya.
-
Daya kontrol : persepsi murid
tentang daya kontrol atas suatu sebab berhubungan dengan sejumlah hasil
emosional seperti kemarahan,rasa bersalah,rasa kasihan dan malu.
2) Motivasi untuk menguasai keahlian
Berhubungan erat dengan ide tentang
motivasi intrinsik dan atribusi adalah konsep motivasi penguasaan (mastery
motivation).Para periset menyebut penguasaan ini sebagai salah satu dari tiga
tipe orientasi prestasi:penguasaan,tak berdaya,dan kinerja.
3) Self efficacy (keyakinan pada diri
sendiri)
Keyakinan bahwa seseorang
dapatbmenguasai situasi dan memproduksi hasil positif,self efficacy merupakan
faktor penting yang memengaruhi prestasi murid.Murid dengan self efficacy
rendah mungkin menghindari banyak tugas belajar,khususnya yang menantang dan
sulit,sedangkan murid dengan level self efficacy tinggi mau mengerjakan tugas
tugas seperti itu.Murid dengan self efficacy tinggi lebih mungkin untuk tekun
berusaha menguasai tugas pembelajaran ketimbang murid yang berlevel rendah.
4) Penentuan tujuan,perencanaan,dan
monitoring diri
Para periset telah menemukan bahwa
self efficacy dan prestasi akan meningkat jika murid menentukan tujuan jangka
pendek yang spesifik dan menantang.Tujuan non spesifik adalah seperti :”Aku ingin
sukses.” Tujuan yang lebih konkret dan spesifik adalah seperti :”Aku ingin
mendapat ranking satu semester ini”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar